Info Kami
Senin, 01 Des 2025
  • Pendidikan Al Qur'an Nitikan Yogyakarta: "Membantu Mewujudkan Generasi Qur'ani"
  • Pendidikan Al Qur'an Nitikan Yogyakarta: "Membantu Mewujudkan Generasi Qur'ani"
24 Oktober 2025

Buletin E8 || Santri Hebat, Penerang Umat

Jum, 24 Oktober 2025 Dibaca 120x Buletin

EDISI 8 || Diterbitkan Oleh : Pendidikan Al Qur’an Nitikan Yogyakarta

Santri kecil bukan hanya belajar membaca Al Qur’an, tapi juga belajar menjadi anak yang berilmu dan berakhlak baik. Setiap kali kalian mengaji mendengarkan guru, dan mengamalkan pelajaran, itulah tanda cinta kepada Allah SWT. Ilmu itu seperti cahaya. Semakin kita belajar, semakin terang hati kita. Dengan ilmu, kita bisa menolong orang lain dan membawa kedamaian dimana pun berada.

Firman Allah SWT dalam QS. Al-Mujadilah {58}: 11 yang berbunyi:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ۝١١

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah {58}: 11).

Setiap kali membaca Al-Qur’an, mendengarkan ustadz, atau membantu teman, itu semua adalah bagian dari dakwah kecil yang membawa kebaikan. Dakwah tidak harus berceramah di depan banyak orang, tapi cukup dengan berbuat baik, berbagi senyum, dan menjadi contoh yang sopan. Santri belajar untuk menjadi cahaya bagi sekitarnya. Ilmu yang dipelajari bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk menolong dan menginspirasi orang lain.

Dalam Tafsir Al-Mishbah, Karya M. Quraish Shihab, Vol. 13, hlm. 530–531 menjelaskan bahwa ilmu menjadi dasar kemuliaan manusia.

Baca Buletin Edisi Sebelumnya : Buletin Ar-Raudhah Edisi 7

Sebagaimana dalam hadist yang yang berbunyi :

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya : “Siapa yang menuntut ilmu, Allah akan mudahkan jalannya menuju surga”. (HR. Muslim).

Tahukah kamu? Dakwah itu bukan hanya tugas ustadz atau kiai saja. Kita semua bisa berdakwah dengan cara yang sederhana. Misalnya, mengingatkan teman untuk shalat, membantuorang tua, atau berbicara dengan sopan itu juga dakwah. Zaman sekarang, dakwah bisa lewat banyak cara. Ada yang lewat cerita, video, gambar, bahkan lagu. Yang penting, pesannya mengajak orang kepada kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah.

Santri masa kini harus cerdas dan kreatif. Gunakan ilmu dan teknologi untuk menyebarkan kebaikan, tapi jangan lupa akhlak dan adab tetap dijaga. Dengan begitu, dakwahmu akan disukai dan membawa manfaat bagi banyak orang.

Dakwahartinyamengajakoranglainmenuju kebaikan. Tidak perlu jadi ustadz dulu untuk berdakwah, cukup jadi anak yang berakhlak baik dan suka menolong. Itulahdakwahdengan perbuatan. Ketika kamu mengingat kan teman untuk shalat, menenangkan yang sedih, atau berbagi makanan, itu sudah termasuk dakwah yang indah.

Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulum al-Din, Juz 3, hlm. 13–15 menjelaskan bahwa dakwah dapat dilakukan dengan ilmu, akhlak, dan keteladanan.

Maka dari itu, Santri adalah generasi penerus cahaya ilmu. Setiap huruf yang dibaca dari Al-Qur’an, setiap doa yang dipanjatkan, dan setiap kebaikan yang di lakukan semua itu adalah langkah kecil menuju kemuliaan. Belajarlah dengan hati yang ikhlas. Jangan hanya ingin pandai, tapi niatkan agar ilmu kalian membawa manfaat bagi orang lain. Karena ilmu tanpa amal hanyalah cahaya yang redup.

Baca Juga Tentang :Panduan Memilih TPA Terbaik di Jogja

Jadikan ilmu sebagai jalan untuk mendekat kepada Allah dan menuntun sesama menuju kebaikan. Ingatlah, dakwah tidak selalu lewat mimbar. Kadang dakwah itu hadir lewat senyum, sopan santun, dan cara kalian menghormati guru. Ketika kalian berbuat baik, kalian sedang berdakwah dengan perbuatan.Menjadi santri berarti siap belajar, berbuat baik, dan menebar manfaat di mana pun berada. Mungkin langkahmu kecil, tapi niatmu besar di sisi Allah. Mari terus belajar dengan gembira, berdakwah dengan akhlak, dan membawa senyum Islam ke seluruh penjuru dunia.

Kehebatan seorang santri terletak pada tiga pilar utama:

  1. Keseimbangan Spiritual dan Intelektual: Mereka mampu menyeimbangkan dzikir dan pikir. Di satu sisi, mereka khusyuk dalam ibadah, menjaga shalat, dan rajin berpuasa. Di sisi lain, mereka kritis dalam berpikir, tekun dalam belajar, dan tidak takut menghadapi tantangan zaman.
  2. Akhlakul Karimah (Budi Pekerti Mulia): Inilah modal dakwah yang paling efektif. Santri hebat memahami bahwa dakwah adalah perbuatan, bukan sekadar ucapan. Sikap tawadhu (rendah hati), sopan santun kepada yang lebih tua, kasih sayang kepada yang lebih muda, serta kejujuran adalah cahaya yang menarik hati umat.
  3. Jiwa Pengabdian (Khidmah): Sejak di pesantren, santri terbiasa ber-khidmah (mengabdi) pada kiai, pada asrama, dan pada sesama. Jiwa pengabdian inilah yang kelak mereka bawa ke tengah masyarakat. Mereka tidak menunggu diminta, tetapi proaktif mencari celah untuk berbuat baik.

Cahaya dari Sudut-Sudut Negeri

  • Guru Ngaji di Musholla Kecil: Mereka mengajarkan Al-Qur’an dan dasar-dasar fikih di pelosok desa, memastikan generasi muda tetap terhubung dengan ajaran agama.
  • Aktivis Sosial di Komunitas: Mereka mendirikan bimbingan belajar gratis, menjadi relawan bencana, atau menggerakkan UMKM untuk kemandirian ekonomi desa.
  • Profesional dengan Integritas Tinggi: Mereka berkarir di sektor publik, perusahaan, atau teknologi, membawa nilai-nilai kejujuran, etos kerja, dan keikhlasan yang mereka pelajari di pondok.
  • Di mana pun mereka berada, santri hebat menjadi solusi, bukan masalah. Mereka adalah penjaga tradisi yang adaptif terhadap modernitas. Mereka tidak antiperubahan, tetapi memastikan perubahan tersebut sejalan dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Demikian edisi buletin kali ini. Semoga menginspirasi kita semua untuk terus meneladani semangat santri belajar tanpa henti, beramal tanpa pamrih, dan berdakwah dengan kasih. Mari bersama menjaga warisan ilmu dan akhlak para ulama untuk generasi yang lebih berilmu dan beriman.


Oleh : Ayu Nur Khalifah || Ustadzah Aktif Pendidikan Al Qur’an Nitikan Yogyakarta || Kabag. Kesantrian || Walikelas TKA 1A

Download Kumpulan Buletin  : Di Sini (Download)


Referensi :

  1. Tafsir Al-Mishbah, M. Quraish Shihab, Vol. 13, hlm. 530–531 menjelaskan bahwa ilmu menjadi dasar kemuliaan manusia
  2. Al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Din, Juz 3, hlm. 13–15 menjelaskan bahwa dakwah dapat dilakukan dengan ilmu, akhlak, dan keteladanan.
  3. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Jakarta: Lentera Hati, 2005, hlm. 312 — akhlak disebut sebagai cerminan keimanan dan kesantrian sejati.
  4. Departemen Agama RI. (1992). Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve.

Penanggung Jawab:
Abdu Salafush Sholihin, M.H.
Pimpinan Umum:
Abdul Latif, S.Kom.
Pimpinan Redaksi:
M. Labieb Tsaqifuddin.
Tim Redaksi
Tim S.I.M.P.A.N-YK
Sekretaris:
Tim Media

Alamat kami :

Alamat :
Kompleks Pemberdayaan Masyarakat PRM Nitikan, Jl. Sorogenen No. 25, Kelurahan
Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta
Telpon :
0858 - 7669 - 5655
Provinsi :
Daerah Istimewa Yogyakart