
Oleh : Tim Redaksi *)
Dalam dunia pendidikan Islam, mendidik santri bukan hanya proses mentransfer ilmu, tetapi juga membimbing hati, membentuk karakter, dan menanamkan adab yang menjadi bekal utama mereka dalam kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pendidikan yang tidak hanya menekankan kedisiplinan tetapi juga penuh welas asih. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah pendekatan lembut namun tegas menggabungkan ketenangan dalam komunikasi dan ketegasan dalam prinsip.
Artikel ini membahas bagaimana pendekatan tersebut diterapkan dalam lingkungan pendidikan Al-Qur’an serta relevansinya dengan nilai-nilai pedagogik Islam.
Pendekatan lembut tetapi tegas berarti bahwa ustadz dan ustadzah bersikap ramah, penuh empati, dan komunikatif, namun tetap jelas dalam menyampaikan batasan dan aturan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya kelembutan tidaklah ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya…” (HR. Muslim)
Ketegasan bukan berarti keras, tetapi konsisten pada aturan yang telah disepakati.
Komunikasi adalah kunci. Guru yang lembut mampu menciptakan ruang aman bagi santri untuk bertanya, mengungkapkan kesulitan, dan mengakui kesalahan.
Strategi komunikasi efektif:
Pendekatan ini selaras dengan metode Rasulullah SAW yang sering menasihati sahabat dengan kalimat penuh kasih, misalnya: “Wahai anakku…” sebagai panggilan kepada Ibnu Abbas.
Disiplin dalam pendidikan Islam bukanlah paksaan, tetapi proses untuk melatih kesadaran diri.
Cara menanamkannya:
Ketekunan santri tidak lahir dari ketakutan, melainkan dari pemahaman dan penghargaan terhadap proses belajar.
Lebih dari sekadar ilmu, pendidikan santri berfokus pada adab. Imam Malik berkata kepada putranya:
“Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu.”
Strategi mendidik adab dengan pendekatan lembut namun tegas:
Kelembutan menjaga hati santri tetap tenang, ketegasan membuat adab dapat ditegakkan.
Lingkungan belajar sangat menentukan efektivitas pembinaan santri. Guru yang tegas menciptakan struktur, sedangkan guru yang lembut membangun suasana nyaman.
Lingkungan kondusif mencakup:
Dengan suasana yang mendukung, santri merasa aman sehingga lebih fokus dan termotivasi.
Pendekatan yang paling efektif dalam pendidikan Islam adalah keteladanan. Ustadz dan ustadzah menjadi model utama dalam perilaku, ucapan, dan sikap spiritual.
Beberapa contoh keteladanan:
Santri akan meniru apa yang mereka lihat lebih dari apa yang mereka dengar.
Pendekatan lembut tapi tegas adalah kunci penting dalam mendidik santri. Pendekatan ini memadukan empati dan kedisiplinan, menggabungkan kasih sayang dan konsistensi. Dengan komunikasi positif, penanaman adab, lingkungan yang kondusif, serta keteladanan guru, pendidikan menjadi proses yang efektif dan menyentuh hati. Inilah metode yang diwariskan Rasulullah SAW — mendidik dengan cinta, namun tidak meninggalkan prinsip.