Info Kami
Sabtu, 06 Des 2025
  • Pendidikan Al Qur'an Nitikan Yogyakarta: "Membantu Mewujudkan Generasi Qur'ani"
  • Pendidikan Al Qur'an Nitikan Yogyakarta: "Membantu Mewujudkan Generasi Qur'ani"
1 Desember 2025

KU 05 || Pendekatan Lembut tapi Tegas: Strategi Efektif Mendidik Santri

Sen, 1 Desember 2025 Dibaca 25x Blok Ustadz/ah

Oleh : Tim Redaksi *)

Dalam dunia pendidikan Islam, mendidik santri bukan hanya proses mentransfer ilmu, tetapi juga membimbing hati, membentuk karakter, dan menanamkan adab yang menjadi bekal utama mereka dalam kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pendidikan yang tidak hanya menekankan kedisiplinan tetapi juga penuh welas asih. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah pendekatan lembut namun tegas menggabungkan ketenangan dalam komunikasi dan ketegasan dalam prinsip.

Artikel ini membahas bagaimana pendekatan tersebut diterapkan dalam lingkungan pendidikan Al-Qur’an serta relevansinya dengan nilai-nilai pedagogik Islam.

1. Lembut dalam Penyampaian, Tegas dalam Prinsip

Pendekatan lembut tetapi tegas berarti bahwa ustadz dan ustadzah bersikap ramah, penuh empati, dan komunikatif, namun tetap jelas dalam menyampaikan batasan dan aturan.

Mengapa perlu lembut?
  • Bahasa yang lembut membuka hati santri.
  • Mereka merasa dihargai, didengar, dan didampingi.
  • Santri lebih mudah menerima nasihat tanpa rasa terpaksa.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya kelembutan tidaklah ada pada sesuatu melainkan akan menghiasinya…” (HR. Muslim)

Mengapa tetap perlu tegas?
  • Pendidikan membutuhkan struktur.
  • Santri belajar membedakan mana yang benar dan salah.
  • Ketegasan melatih disiplin, tanggung jawab, dan adab

Ketegasan bukan berarti keras, tetapi konsisten pada aturan yang telah disepakati.

2. Membangun Komunikasi Positif dengan Santri

Komunikasi adalah kunci. Guru yang lembut mampu menciptakan ruang aman bagi santri untuk bertanya, mengungkapkan kesulitan, dan mengakui kesalahan.

Strategi komunikasi efektif:

  • Gunakan kalimat positif seperti “Mari kita coba lagi” daripada “Kamu salah terus”.
  • Berikan kesempatan santri menjelaskan pandangannya.
  • Dengarkan dengan penuh perhatian.
  • Gunakan kontak mata dan ekspresi hangat.

Pendekatan ini selaras dengan metode Rasulullah SAW yang sering menasihati sahabat dengan kalimat penuh kasih, misalnya: “Wahai anakku…” sebagai panggilan kepada Ibnu Abbas.

3. Menanamkan Kedisiplinan yang Berkesadaran

Disiplin dalam pendidikan Islam bukanlah paksaan, tetapi proses untuk melatih kesadaran diri.

Cara menanamkannya:

  • Buat aturan yang jelas, ringkas, dan konsisten.
  • Jelaskan manfaat setiap aturan, bukan hanya larangannya.
  • Beri teladan; guru yang disiplin akan diikuti santrinya.
  • Terapkan konsekuensi, bukan hukuman.

Ketekunan santri tidak lahir dari ketakutan, melainkan dari pemahaman dan penghargaan terhadap proses belajar.

4. Pembiasaan Adab: Kunci Kesuksesan Pendidikan

Lebih dari sekadar ilmu, pendidikan santri berfokus pada adab. Imam Malik berkata kepada putranya:

“Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu.”

Strategi mendidik adab dengan pendekatan lembut namun tegas:

  • Mencontohkan salam yang santun setiap pagi.
  • Mengingatkan adab berbicara tanpa menghakimi.
  • Memberikan pujian saat santri menunjukkan akhlak baik.
  • Menegur secara privat bila terjadi pelanggaran adab.

Kelembutan menjaga hati santri tetap tenang, ketegasan membuat adab dapat ditegakkan.

5. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif

Lingkungan belajar sangat menentukan efektivitas pembinaan santri. Guru yang tegas menciptakan struktur, sedangkan guru yang lembut membangun suasana nyaman.

Lingkungan kondusif mencakup:

  • Suasana kelas yang tertib tetapi tidak kaku.
  • Rutinitas harian yang jelas.
  • Interaksi hangat antar santri.
  • Apresiasi terhadap usaha, bukan hanya hasil.

Dengan suasana yang mendukung, santri merasa aman sehingga lebih fokus dan termotivasi.

6. Menjadi Teladan dalam Setiap Sikap

Pendekatan yang paling efektif dalam pendidikan Islam adalah keteladanan. Ustadz dan ustadzah menjadi model utama dalam perilaku, ucapan, dan sikap spiritual.

Beberapa contoh keteladanan:

  • Membaca Al-Qur’an dengan tartil di awal kelas.
  • Menjaga kesabaran meski menghadapi santri yang sulit.
  • Bersikap adil kepada semua santri tanpa pilih kasih.
  • Mengucap kalimat baik meski dalam kondisi tegang.

Santri akan meniru apa yang mereka lihat lebih dari apa yang mereka dengar.

Kesimpulan

Pendekatan lembut tapi tegas adalah kunci penting dalam mendidik santri. Pendekatan ini memadukan empati dan kedisiplinan, menggabungkan kasih sayang dan konsistensi. Dengan komunikasi positif, penanaman adab, lingkungan yang kondusif, serta keteladanan guru, pendidikan menjadi proses yang efektif dan menyentuh hati. Inilah metode yang diwariskan Rasulullah SAW — mendidik dengan cinta, namun tidak meninggalkan prinsip.

Referensi
  • Al-Ghazali. Ihya’ Ulumuddin. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
  • Al-Jurjani. At-Ta’rifat. Dar El-Marefah.
  • Sahih Muslim, Kitab Al-Birr wa Ash-Shilah.
  • Ibn Khaldun. Muqaddimah.
  • Al-Nahlawi, Abdurrahman. Ushul at-Tarbiyah al-Islamiyah.
  • Hamka. Pribadi Hebat: Pendidikan Karakter dalam Islam.
  • Jurnal Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
  • Jurnal “Lembut tetapi Tegas dalam Pembinaan Akhlak Santri”, IAIN Ponorogo.

Alamat kami :

Alamat :
Kompleks Pemberdayaan Masyarakat PRM Nitikan, Jl. Sorogenen No. 25, Kelurahan
Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta
Telpon :
0858 - 7669 - 5655
Provinsi :
Daerah Istimewa Yogyakart