Info Kami
Rabu, 22 Okt 2025
  • Membantu Mewujudkan Generasi Qur'ani
  • Membantu Mewujudkan Generasi Qur'ani
13 Oktober 2025

Syarat Lahiriyah dan Adab Batiniyah Dalam Menuntut Ilmu

Sen, 13 Oktober 2025 Dibaca 32x Buletin

Edisi 03 || Diterbitkan Oleh : Pendidikan Al Qur’an Nitikan Yogyakarta

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat iman, Islam, dan ilmu pengetahuan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, teladan agung yang menunjukkan kepada umat manusia betapa mulia kedudukan ilmu dan orang yang berilmu.

Tulisan sederhana ini disusun sebagai upaya untuk mengingatkan kembali pentingnya adab dalam menuntut ilmu serta keutamaannya bagi setiap penuntut ilmu. Sebab, ilmu bukan hanya sekadar kumpulan pengetahuan yang disimpan dalam pikiran, tetapi cahaya yang akan membimbing hati dan amal jika dihiasi dengan adab. Harapan penulis, semoga pembahasan ini memberi manfaat, menambah wawasan, serta menjadi motivasi bagi pembaca untuk senantiasa menjunjung tinggi adab dan terus bersemangat dalam menuntut ilmu.

Ilmu adalah cahaya, yang dapat menuntun manusia untuk melalui jalan-jalan yang gelap nan berliku. Rasulullah ﷺ bersabda : طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ artinya “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah). Disamping pentingnya menuntut ilmu, ada hal lain yang tak kalah pentingnya yaitu mempelajari adab menuntut ilmu, ilmu tanpa adab bagaikan pedang di tangan orang yang tak mahir menggunakannya karena berpotensi berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain. Oleh karena itu, adab adalah pedoman yang menjaga ilmu agar tetap berada pada jalan yang benar, membawa manfaat, dan mendatangkan ridha Allah swt.

Di era modern, ilmu memang mudah diakses melalui buku, internet, dan media pembelajaran digital tersedia luas. Namun, justru di sinilah tantangannya: apakah ilmu yang diperoleh benar-benar melahirkan kebijaksanaan, atau hanya menjadi hafalan yang hampa dari akhlak? Maka, memahami adab dalam menuntut ilmu sangat penting, karena adab adalah yang menjadikan ilmu berbuah manfaat, membentuk pribadi yang rendah hati, santun, dan berakhlak mulia. Tanpa adab, ilmu bisa menjadi sebab kesombongan; namun dengan adab, ilmu akan mengantarkan kepada kemuliaan dunia dan akhirat.

Isi Pembahasan :

Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Rasulullah ﷺ bersabda : طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ artinya “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah). Ilmu agama sangat penting agar ibadah yang kita lakukan sah dan diterima Allah, seperti shalat, wudhu, puasa, serta membaca Al-Qur’an. Bagi santri TPA, belajar membaca iqra’ atau Al-Qur’an adalah langkah awal untuk menjaga ibadahnya. Misalnya, seorang santri belajar tata cara wudhu dengan benar agar shalatnya tidak batal.

Sebelum membahas tentang adab menuntut ilmu, kita seyogyanya perlu tahu syarat atau modal untuk memperoleh ilmu. Saya mengutip syair ‘alala karya syekh imam zarnuji yang berbunyi sebagai berikut:

اَلَا لَاتَـنَالُ الْعِلْمَ اِلَّا بِسِتَّةٍ (١) سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَـجْمُوْعِهَا بِـبَـيَانٍ

Ingat, kalian tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara, yang akan dijelaskan sebagai berikut;

ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُـلْغَةٍ (٢) وَاِرْشَادِ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ

Yaitu, Cerdas, Memiliki semangat yang kuat, Sabar, Ada biaya, Petunjuk Guru, Masa belajar yang lama

Dari syair tersebut diketahui bahwa syarat menuntut ilmu itu ada 6 yaitu:

  1. Cerdas, Seorang penuntut ilmu harus menggunakan akalnya dengan baik. Bukan berarti harus jenius, tapi mampu berpikir jernih, teliti, dan mau memahami sesuatu dengan mendalam. Kecerdasan bisa dilatih dengan banyak membaca, berdiskusi, dan membiasakan diri berpikir kritis.
  2. Semangat yang kuat, Ilmu tidak akan bisa diraih oleh orang yang malas. Harus ada rasa ingin tahu yang besar, semangat belajar, dan keinginan untuk terus menambah ilmu. Tanpa semangat, kecerdasan tidak akan berguna.
  3. Sabar, Belajar itu butuh proses. Kadang sulit, kadang melelahkan, bahkan terkadang hasilnya belum terlihat. Karena itu, sabar sangat penting. Sabar menghadapi kesulitan, sabar mendengarkan penjelasan guru, dan sabar dalam menghadapi ujian hidup.
  4. Biaya, Menuntut ilmu butuh biaya, baik untuk buku, alat tulis, transportasi, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bekal ini bukan berarti harus kaya, tapi setidaknya ada kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasar selama belajar.
  5. Petunjuk guru, Guru adalah penunjuk jalan. Belajar tanpa guru bisa membuat seseorang salah paham atau tersesat dalam memahami ilmu. Dengan bimbingan guru, ilmu akan lebih jelas, terarah, dan penuh keberkahan.
  6. Waktu yang lama, Tidak ada ilmu yang bisa didapat secara instan. Butuh waktu bertahun-tahun untuk benar-benar menguasai ilmu. Karena itu, seorang penuntut ilmu harus siap meluangkan waktu panjang dan konsisten dalam belajar.

Jika nadhom alala tersebut memberikan syarat lahiriah, maka imam zarnuji dalam kitab ta’lim mutaalim memberikan panduan batiniah yakni adab-adab dalam menuntut ilmu, diantaranya yaitu:

  • Niat dalam menuntut ilmu

Nabi Muhammad ﷺ bersabda إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ yang artinya “semua perbuatan itu tergantung niatnya” (HR. Bukhari). Dalam menuntut ilmu tentu kita juga memerlukan niat yang baik pula. Seseorang ketika menuntut ilmu hendaknya ia meniatkan untuk mengharap ridho Allah ﷻ, menghilangkan kebodohan yang ada pada dirinya, mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan serta menghidupkan agama dan melestarikan islam. Boleh menuntut ilmu dengan niat dan upaya mendapatkan pangkat maupun jabatan asalkan kedudukan tersebut digunakan untuk amar ma’ruf nahi munkar dan memanifestasikan kebaikan serta menegakkan syariat islam. Bukan untuk niat yang hanya personal seperti mencari keuntungan diri sendiri dan mengikuti keinginan hawa nafsu semata. Seorang santri hendaknya belajar dengan niat karena Allah, agar menjadi anak yang saleh dan bermanfaat, bukan semata-mata untuk dipuji ustadz, diberi hadiah, atau agar lebih hebat dari teman-temannya. Misalnya, seorang santri yang menghafal doa bukan karena lomba saja, tetapi agar bisa memakainya dalam kehidupan sehari-hari.

  • Memilih ilmu, guru, teman belajar dan tekun dalam menimba ilmu

Dalam belajar, seorang santri juga harus memilih ilmu yang bermanfaat, guru yang sabar dan berakhlak mulia, serta teman yang baik. Allah ﷻ berfirman فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ artinya “Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nahl: 43). Seorang santri TPA sebaiknya memulai belajar dari dasar seperti aqidah agar mengenal Allah, fiqh agar mengetahui wudhu dan sholat yang benar, serta belajar membaca iqro’ dan al-Qur’an serta memilih teman yang baik seperti duduk dekat teman yang rajin membaca Al-Qur’an, bukan dekat teman yang suka bercanda, agar lebih mudah fokus.

  • Menghormati ilmu dan guru

Selain itu, menghormati guru dan ilmu adalah kunci keberkahan. Sayidina ali bin abi thalib karamallahu wajhah dalam kitab ihya’ ulumuddin berkata:

أنا عبد من علمني ولو حرفا واحدا artinya aku adalah budak dari orang yang mengajarku walau hanya satu huruf. Menghormati ustadz atau ustadzah dapat dilakukan dengan cara mendengarkan ketika mereka menjelaskan, tidak memotong pembicaraan, serta memuliakan ilmu dapat dilakukan dengan memperlakukan mushaf Al-Qur’an dengan baik, misalnya tidak meletakkannya di lantai.

  • Kesungguhan dan istiqomah

Kesungguhan dan istiqamah juga sangat penting. Allah berfirman:

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ artinya dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari keridhaan Kami, pasti Kami tunjukkan jalan-jalan Kami (QS. Al-Ankabut: 69). Menuntut ilmu butuh sabar, tekun, dan cita-cita tinggi. Misalnya, seorang santri yang terus berusaha membaca iqra’ meski sering salah, hingga akhirnya lancar membaca Qur’an.

  • Menambah ilmu secara bertahap

Dalam belajar, urutan harus dijaga. Santri perlu memulai dari dasar, seperti iqra’, lalu naik ke Al-Qur’an, baru kemudian menghafal surat-surat pendek. Tidak boleh terburu-buru melompat ke pelajaran yang sulit sebelum menguasai yang mudah.

  • Ikhtiar, tawakkal, murojaah

Usaha belajar juga harus disertai tawakal. Allah berfirman: وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهۗ “Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupinya.” (QS. Ath-Thalaq: 3). Setelah berlatih membaca atau menghafal, santri sebaiknya berdoa agar diberi kelancaran ketika setor hafalan. Selain itu, waktu belajar juga perlu diperhatikan. Rasulullah ﷺ mengajarkan sebuah do’a yang berbunyi اللهمَّ بارِكْ لِأُمَّتِي في بُكورِها artinya “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu pagi mereka.” (HR. At-Tirmidzi). Waktu terbaik untuk mengulang hafalan adalah pagi hari ketika pikiran masih segar, atau sore hari setelah shalat Ashar di kelas TPA. Santri juga harus saling mengasihi dan menasihati. Allah berfirman: اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ۝١٠ artinya “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” (QS. Al-Hujurat: 10). Di TPA, misalnya, ketika ada teman yang belum hafal doa sebelum makan, teman yang lain bisa membantu mengajarkannya, bukan menertawakan. Sebagai orang yang menuntut ilmu ketika sudah menguasai sebuah ilmu, janganlah langsung bangga dan berpuas diri sehingga tidak mau melanjutkan menuntut ilmu ke jenjang selanjutnya, misalnya ketika santri di TPA sudah bisa membaca Qur’an, santri tetap harus menambah hafalan doa, hadits pendek, dan pelajaran akhlak. Seperti santri yang sudah hafal surat Al-Ikhlas, lalu berusaha menambah hafalan surat Al-Falaq dan An-Naas. Agar hafalan kuat, santri harus rajin mengulang pelajaran dan menjauhi maksiat. Misalnya, santri yang setiap malam mengulang surat Al-Fatihah akan lebih mudah mengingatnya dibanding yang hanya membaca sekali.

========

*Oleh: Ainun Najib Ananda, S.H.

 Aktif sebagai pengajar Pendidikan Al-Quran Nitikan Yogyakarta

========

Referensi :

Alamat kami :

Alamat :
Kompleks Pemberdayaan Masyarakat PRM Nitikan, Jl. Sorogenen No. 25, Kelurahan
Sorosutan, Umbulharjo, Yogyakarta
Telpon :
0858 - 7669 - 5655
Provinsi :
Daerah Istimewa Yogyakart