Teknik muraja’ah hafalan menjadi kunci utama bagi santri TPA Nitikan dalam menjaga dan memperkuat hafalan Al-Qur’an. Dengan metode pengulangan yang teratur, santri tidak hanya mampu mempertahankan hafalan, tetapi juga meningkatkan kelancaran bacaan serta memperdalam pemahaman tajwid. Di TPA Nitikan, kegiatan muraja’ah dirancang agar proses belajar terasa menyenangkan, terarah, dan sesuai dengan kebutuhan setiap santri.
Muraja’ah berasal dari kata “raja’a” yang berarti kembali. Dalam konteks tahfidz, muraja’ah berarti mengulang hafalan Al-Qur’an secara rutin. Tujuannya bukan hanya agar bacaan tetap terjaga, tetapi juga supaya hafalan semakin lancar dan sesuai dengan kaidah tajwid.
Santri TPA Nitikan menjadikan muraja’ah sebagai bagian dari aktivitas harian. Dengan mengulang bacaan secara konsisten, mereka semakin mantap melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Muraja’ah berperan penting dalam menjaga hafalan. Tanpa pengulangan, hafalan baru akan cepat pudar. Beberapa manfaat yang santri rasakan antara lain:
Karena manfaatnya besar, guru di TPA Nitikan selalu menekankan pentingnya muraja’ah dalam setiap sesi belajar.
Untuk mencapai hasil maksimal, TPA Nitikan menerapkan beberapa teknik muraja’ah. Metode ini terbukti membantu santri menjaga hafalan dengan baik.
Santri berpasangan lalu saling menyimak bacaan. Dengan cara ini, mereka saling mengoreksi dan memperbaiki kesalahan. Selain itu, suasana belajar menjadi lebih hangat dan menyenangkan.
Setiap santri menyetorkan hafalan sesuai jadwal. Dengan setoran rutin, mereka belajar disiplin sekaligus memperbaiki bacaan di bawah bimbingan guru.
Santri mengulang hafalan sedikit demi sedikit setiap hari. Misalnya, beberapa ayat diulang berulang kali sebelum menambah hafalan baru. Prinsipnya sederhana: konsisten lebih penting daripada banyak.
Ustadz membacakan ayat terlebih dahulu, kemudian santri menirukan. Teknik ini melatih ketepatan makhraj dan tajwid sehingga hafalan lebih kuat dan bacaan lebih benar.
Santri mengulang hafalan pada waktu-waktu segar, seperti setelah Subuh atau sebelum tidur. Pada saat itu, ingatan bekerja lebih baik sehingga ayat lebih mudah menempel.
Santri tidak hanya menghafal lafaz, tetapi juga memahami arti ayat. Dengan begitu, mereka mengingat ayat lebih mudah karena ada kaitan antara bacaan dan makna.
baca juga : Tempat belajar ngaji untuk anak
Guru di TPA Nitikan selalu mendampingi santri saat muraja’ah. Mereka berperan sebagai motivator sekaligus pengoreksi. Guru juga memberi semangat agar santri tidak mudah menyerah.
Selain itu, guru membantu menyusun target hafalan mingguan dan bulanan. Target ini membuat santri lebih terarah dan termotivasi.
Keberhasilan muraja’ah tidak hanya bergantung pada metode, tetapi juga suasana belajar. TPA Nitikan menghadirkan lingkungan kondusif, penuh semangat, dan sarat nilai keikhlasan.
Santri belajar dalam kelompok kecil dan berinteraksi aktif. Suasana kekeluargaan membuat setiap anak merasa diperhatikan. Karena itu, muraja’ah tidak lagi terasa berat, melainkan menjadi aktivitas yang mereka nantikan setiap hari.
Agar semangat terus terjaga, santri maupun orang tua bisa menerapkan tips berikut:
Dengan tips ini, hafalan tetap terjaga tanpa terasa membebani.
Muraja’ah menjadi kunci dalam menjaga hafalan Al-Qur’an. Dengan teknik yang tepat, hafalan santri semakin kuat, lancar, dan berkualitas. TPA Nitikan hadir dengan metode muraja’ah yang efektif melalui pembelajaran berkelompok, setoran rutin, dan bimbingan intensif.
Lingkungan belajar yang kondusif, penuh semangat, dan Qur’ani menjadikan TPA Nitikan sebagai pilihan tepat bagi orang tua yang ingin anaknya tumbuh dekat dengan Al-Qur’an. Melalui muraja’ah yang konsisten, santri TPA Nitikan tidak hanya menjaga hafalan, tetapi juga membentuk karakter Qur’ani yang bermanfaat sepanjang hidup.